Waktu Yang Tepat untuk Aqiqah Menurut Islam

Ketahuilah Kapan Waktu yang Tepat untuk Aqiqah Menurut Islam

waktu yang tepat untuk aqiqah menurut islam

image  source : Freepik

Kapankah waktu yang paling tepat untuk melaksanakan aqiqah menurut Islam? Pastinya masih banyak dari kita yang masih kurang paham akan pertanyaan ini bukan? Aqiqah sendiri biasanya merupakan ungkapan kebahagiaan dan syukur kepada Allah SWT atas kelahiran sang buah hati serta atas segala karunia dan rezeki yang telah diberikan Allah kepada kita.

Selain itu, aqiqah dapat digunakan sebagai ajang bersedekah dengan cara membagikan dan memberi makan fakir miskin serta menyenangkan hati kerabat dan sanak saudara, maka sesungguhnya itu termasuk perbuatan sedekah yang dapat menghadirkan banyak pahala dan keberkahan bagi yang melaksanakannya. Orang tua yang mampu secara finansial disunnahkan untuk menyembelih hewan ternak seperti kambing.

Menurut hukum Islam, aqiqah mempunyai dua hukum berdasarkan dalil-dalil dan tafsir yang dilakukan oleh para ulama, yaitu berhukum sunnah muakkad dan berhukum wajib. Maksud dari sunnah muakkad yaitu sunnah yang harus diutamakan. Artinya, jika seorang muslim yang berkecukupan maka ia dianjurkan untuk menunaikan aqiqah untuk anak-anaknya ketika lahir.

Syariat untuk menunaikan aqiqah tidak bisa kita jumpai di dalam ayat al-qur’an, melainkan dapat kita jumpai dalam hadist-hadist Rasulullah SAW. Meski tidak dapat kita temukan di dalam al-qur’an, sebagai seorang muslim yang baik kita tidak boleh membeda-bedakan aturan di dalam al-qur’an maupun hadist. Hal ini dikarenakan kita diperintahkan untuk mematuhi ajaran Nabi Muhammad SAW sebagaimana kita taat kepada ajaran Allah dalam ayat-ayat al-qur’an itu sendiri.

Pada zaman dahulu, aqiqah merupakan perubahan walimah (acara) masyarakat zaman jahiliyah ketika menyambut kelahiran bayinya. Awalnya, ketika ada seorang bayi yang lahir mereka menyembelih kambing lalu melumurkan darahnya ke kepala bayi. Ketika ajaran Islam datang, mereka mengikuti ajaran seperti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW yaitu dengan menyembelih kambing dan mencukur rambut bayinya serta melumurinya dengan minyak za’faran.

Sementara itu, menurut Bahrun Abubakar Ihsan Zubaidi Lc dalam buku Tahapan Mendidik Anak Teladan Rasulullah, menyebutkan salah satu manfaat aqiqah adalah untuk membangun dan mengokohkan tuntunan yang disyariatkan dan memerangi khurafat (mistik) jahiliyah.  Dengan aqiqah, maka dapat membebaskan seorang bayi dari hambatan untuk memberi syafaat kepada kedua orang tuanya atau dari halangan untuk mendapatkan syafaat dari kedua orang tuanya.

Baca Juga :  Aqiqah Wajibkah? Mengungkap Makna dan Hukum Aqiqah

Acara aqiqah ini biasanya dilakukan dengan prosesi penyembelihan dan pemotongan hewan ternak, lalu diolah dan dibagikan ke kerabat dan tetangga. Bagi anak laki-laki, dalam melaksanakan aqiqah wajib memotong dua ekor kambing sementara untuk anak perempuan cukup satu ekor kambing saja. Lalu kapankah waktu yang tepat untuk aqiqah menurut hukum Islam sendiri? Mari kita simak penjelasan dibawah ini yang telah dirangkum dari berbagai sumber. 

Waktu-Waktu untuk Melaksanakan Aqiqah Menurut Islam

1. Hari ke-7 sejak kelahirannya

Rasulullah pernah memberikan contoh serta panduan yang jelas dan lengkap tentang ibadah aqiqah ini sebagaimana yang telah banyak diriwayatkan di beberapa hadist istri beliau (aisyah) dan sahabat-sahabatnya. Pada saat itu, beliau melaksanakan aqiqah untuk cucu-cucunya yaitu Hasan dan Husein saat hari ke-7 sejak hari kelahirannya.

Dari Samurrah bin Jundub, Rasulullah SAW bersabda, 

عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ –صلى الله عليه وسلم– قَالَ « كُلُّ غُلاَمٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ وَيُسَمَّى »

“Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya, disembelihkan untuknya pada hari ke tujuh, dicukur (habis) rambutnya dan diberi nama.”

Sebagai seorang muslim yang taat dan sigap, maka sebaiknya perlu dipersiapkan terlebih  dahulu biaya aqiqah dan semacamnya semenjak di dalam kandungan sang ibu. Karena dengan persiapan yang baik dan matang, maka proses aqiqah bisa terlaksana secara tepat waktu, lancar, dan mudah.

2. Hari ke-14 atau ke-21 sejak kelahirannya

Berdasarkan sabda Rasulullah, memang para ulama menyepakati bahwa waktu pelaksanaan aqiqah yang paling baik adalah pada hari ke-7 sejak kelahirannya di dunia ini. Namun, apabila berhalangan dan tidak bisa melaksanakannya karena satu dan lain hal, maka aqiqah dapat dilaksanakan pada hari ke-14 ataupun hari ke-21.

Baca Juga :  Syarat Aqiqah

Dalam sebuah hadist dikatakan bahwa,

“Penyembelihan hewan aqiqah bisa  dilaksanakan pada hari ke-7, hari ke-14, maupun hari ke-21.”

Hadits ini pun dianggap sebagai hadist yang shahih oleh sebagian para ulama. Hari ke-7 setelah kelahiran hanya dianggap sebagai saat yang paling afdhol untuk melaksanakan proses aqiqah.

Cara Menghitung Waktu Aqiqah

Banyak dari kita yang mungkin belum mengerti bagaimana cara menghitung hari ke-7 sejak kelahiran sang buah hati. Anda bisa menghitung waktu aqiqah sejak bayi dilahirkan menggunakan perhitungan kalender hijriah.

Contohnya, jika ada seorang bayi yang lahir pada hari Kamis pukul tujuh pagi (07.00 WIB), maka hitungan hari ke-7 sudah sejak hari Kamis itu. Sedangkan pelaksanaan aqiqah bayi tersebut yaitu hari Rabu depan.

Contoh lainnya yaitu jika seorang bayi lahir pada hari Kamis pukul tujuh malam (19.00 WIB), maka hitungannya bukan hari Kamis, melainkan masuk di hari Jum’at keesokan harinya. Jadi, pelaksanaan aqiqah bayi tersebut yaitu pada hari Kamis depan.

وذهب جمهور الفقهاء إلى أنّ يوم الولادة يحسب من السّبعة ، ولا تحسب اللّيلة إن ولد ليلاً ، بل يحسب اليوم الّذي يليها

Menurut dalil hadist yang dijelaskan dalam Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah mengatakan bahwa, mayoritas ulama pakar fiqih berpandangan bahwa waktu siang pada hari kelahiran adalah awal hitungan 7 hari. Sedangkan waktu malam tidaklah jadi hitungan jika bayi tersebut dilahirkan malam, namun yang menjadi hitungan hari berikutnya.

Jangka waktu aqiqah dari hari kelahiran mempunyai manfaat tertentu. Pada saat bayi baru lahir ke dunia, keluarga pasti disibukkan dengan pengurusan bayi dan juga ibunya. Oleh karena itu, perlu ada jangka waktu untuk mempersiapkan segala keperluan sebelum syukuran aqiqah digelar dan ini menjadi keutamaan serta ibrah waktu aqiqah.

Batasan Waktu Aqiqah Anak

Sebagai seorang muslim, tentunya sulit untuk bisa memahami batasan ketentuan kapan waktu untuk melakukan aqiqah. Para ulama pun berbeda pandangan dan pendapat mengenai batas akhir waktu untuk aqiqah ini.

  1. Menurut Syafi’iyah dan Hambali
Baca Juga :  Siapa Saja yang Mencukur Rambut Bayi Saat Aqiqah

Menurut pandangan ulama mazhab Syafi’iyah dan Hambali, waktu dilaksanakannya aqiqah yaitu dimulai ketika kelahiran sang bayi. Mereka berpendapat bahwa hukum untuk melaksanakan aqiqah sebelum bayi lahir itu tidak sah. Menurut ulama dari kalangan Syafi’iyah berpendapat bahwa waktu aqiqah bisa diperpanjang. Ketika dia sudah baligh, maka itu bukan kewajiban sang ayah lagi melainkan sudah menjadi kewajiban dirinya sendiri.

  1. Hanafiyah dan Malikiyah

Sementara itu, para ulama mazhab Hanafiyah dan Malikiyah mempunyai pandangan bahwa waktu aqiqah yang paling afdhol adalah pada hari ketujuh dan tidak boleh sebelumnya. Para ulama malikiyah membatasi bahwa waktu aqiqah setelah hari ke-7 dianggap sudah gugur.

  1. Ulama Indonesia

Mayoritas ulama di Indonesia bermazhab Imam Syafi’i, baik Muhammadiyah maupun NU. Oleh karena itu, banyak masyarakat Indonesia yang melakukan syukuran aqiqah setelah dewasa karena sewaktu kecil belum bisa melaksanakan aqiqahnya sendiri dikarenakan alasan ekonomi. Tetapi, sebagian besar orang tua zaman sekarang yang sudah melakukan aqiqah anaknya sejak kecil.

Hukum aqiqah setelah dewasa

Menurut pendapat dari beberapa ulama, mereka berpendapat bahwa mengaqiqahkan diri sendiri ketika dewasa adalah tidak tepat apabila jika disandarkan pula dengan sunnah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Dasar hukumnya sangat lemah karena Rasulullah saja yang sedari kecil belum pernah diaqiqahi ketika sudah baligh tidak pernah mengaqiqahi dirinya sendiri meskipun dia adalah seorang Rasul.

Kesimpulan waktu pelaksanaan aqiqah

Berdasarkan dari penjelasan diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa waktu yang paling utama untuk mengaqiqahkan putra-putri kita yaitu pada hari ketujuh setelah hari kelahirannya. Penjelasan ini sangat penting untuk kita ketahui supaya ibadah aqiqah yang kita laksanakan sesuai dengan sunnah dan mendapatkan keberkahan serta manfaat dari ibadah aqiqah itu sendiri.

Baca Juga artikel lain

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top