Aqiqah adalah salah satu ibadah yang dijalankan oleh umat Muslim sebagai ungkapan syukur atas kelahiran seorang bayi. Namun, ada juga pertanyaan yang sering muncul, “Apakah boleh melakukan aqiqah ketika seseorang sudah dewasa?” Akan dibahas pada artikel ini mengenai hukum aqiqah ketika sudah dewasa menurut pandangan salaf, hukum pelaksanaan aqiqah di era digital saat ini, begitu pula panduan dan keutamaan melaksanakan aqiqah untuk diri sendiri ketika dewasa.
Apakah Boleh Aqiqah Ketika Dewasa?
Dalam Islam, aqiqah adalah ibadah yang dilakukan untuk menyambut kelahiran seorang bayi. Tradisi ini umumnya dilakukan pada hari ketujuh setelah kelahiran bayi dan melibatkan pemotongan hewan kurban, seperti domba atau kambing. Namun, pertanyaan muncul apakah seseorang yang sudah dewasa juga dapat melaksanakan aqiqah.
Dalam pandangan mayoritas ulama, aqiqah sebenarnya adalah ibadah yang dilakukan sebagai ungkapan syukur atas kelahiran bayi. Oleh karena itu, aqiqah secara harfiah tidak diperuntukkan bagi mereka yang sudah dewasa. Namun, beberapa ulama berpendapat bahwa seseorang yang tidak melaksanakan aqiqah ketika bayi dapat melakukannya saat sudah dewasa, sebagai bentuk penggantian atau pelaksanaan ibadah yang tertunda.
Hukum Aqiqah Ketika Dewasa Menurut Salaf
Salaf adalah istilah yang merujuk kepada generasi awal umat Islam, termasuk para sahabat Nabi Muhammad SAW dan mereka yang mengikutinya dengan baik. Mereka merupakan teladan dalam memahami ajaran Islam secara murni.
Menurut pandangan salaf, aqiqah adalah ibadah yang ditujukan untuk menyambut kelahiran bayi, dan tidak ada rujukan langsung dari ajaran salaf yang menyebutkan tentang aqiqah ketika seseorang sudah dewasa. Oleh karena itu, mayoritas ulama salaf berpendapat bahwa aqiqah ketika dewasa bukanlah ibadah yang disyariatkan dalam Islam.
Namun, ada beberapa pendapat minoritas yang menyatakan bahwa seseorang yang belum melaksanakan aqiqah saat bayi dapat melakukannya ketika sudah dewasa. Pendapat ini didasarkan pada prinsip bahwa aqiqah adalah bentuk ibadah yang disyariatkan untuk mengungkapkan syukur kepada Allah atas nikmat kelahiran. Meskipun pendapat ini ada, pandangan mayoritas ulama tetap mengikuti prinsip bahwa aqiqah ditujukan bagi bayi yang baru lahir.
Hukum Aqiqah Setelah Dewasa di Era Digital
Dalam era digital saat ini, teknologi telah mempermudah akses ke berbagai layanan, termasuk layanan aqiqah. Beberapa platform online menawarkan kemudahan dalam membeli hewan kurban dan mengatur pelaksanaan aqiqah. Namun, ada pertanyaan mengenai keabsahan aqiqah yang dilakukan secara online setelah seseorang dewasa.
Mayoritas ulama sepakat bahwa aqiqah yang dilakukan secara online tetap sah selama semua persyaratan syariat terpenuhi. Hal ini mencakup pemilihan hewan kurban yang sesuai dengan ketentuan, pemotongan yang dilakukan oleh orang yang berkompeten dalam penyembelihan halal, serta membagikan daging-daging kurban tersebut kepada yang berhak menerima.
Namun, tetap pastikan bahwa platform online yang digunakan memenuhi standar syariat dan bekerja sama dengan penjual hewan kurban yang terpercaya. Selain itu, pengaturan aqiqah secara online tidak boleh menghilangkan aspek kebersamaan dan keterlibatan dalam proses ibadah tersebut.
Hukum Aqiqah Diri Sendiri Ketika Dewasa
Saat seseorang sudah dewasa, ada kemungkinan bahwa mereka belum pernah melaksanakan aqiqah saat bayi. Dalam hal ini, ada pandangan yang memperbolehkan seseorang untuk melaksanakan aqiqah untuk diri sendiri ketika sudah dewasa, sebagai bentuk penggantian atau pelaksanaan ibadah yang tertunda.
Meskipun ada pandangan yang memperbolehkan aqiqah diri sendiri, ada juga pandangan yang berpendapat bahwa aqiqah adalah ibadah yang ditujukan khusus untuk bayi yang baru lahir. Oleh karena itu, sebaiknya berkonsultasi dengan ulama yang berkompeten untuk mendapatkan penjelasan yang lebih rinci dan berdasarkan konteks masing-masing individu.
Keutamaan dan Panduan Melaksanakan Aqiqah Diri Sendiri Ketika Dewasa
Meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai hukum aqiqah diri sendiri ketika dewasa, bagi mereka yang berkeinginan melaksanakannya, terdapat beberapa keutamaan dan panduan yang dapat diikuti. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Niat yang Ikhlas
Dalam melaksanakan aqiqah diri sendiri, niat yang ikhlas sangatlah penting. Tujuan utama dari aqiqah adalah untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah atas nikmat kelahiran. Oleh karena itu, pastikan niat kita murni karena ingin menjalankan ibadah yang diperintahkan oleh Allah dan bukan karena faktor lain seperti ingin mengejar tradisi atau memenuhi harapan orang lain.
2. Pemilihan Hewan Kurban
Pemilihan hewan kurban yang akan dipotong sebagai bagian dari aqiqah sangat penting. Pilihlah hewan kurban yang memenuhi syarat-syarat syariat Islam, yaitu hewan yang sehat, berumur cukup, dan sesuai dengan jenis hewan yang dianjurkan untuk aqiqah. Dalam memilih hewan kurban, sebaiknya mendapatkan nasehat dari ulama yang berkompeten untuk memastikan pemilihan yang benar.
3. Pelaksanaan Penyembelihan
Dalam pelaksanaan aqiqah, penyembelihan hewan kurban harus dilakukan oleh orang yang berkompeten dalam penyembelihan halal sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Pastikan proses penyembelihan dilakukan dengan benar, sesuai dengan tata cara yang ditetapkan dalam agama. Hal ini termasuk pemotongan pada bagian yang ditentukan dan menyebut nama Allah saat menyembelih.
4. Pembagian Daging Kurban
Salah satu tujuan dari aqiqah adalah untuk berbagi rezeki dengan sesama. Setelah hewan kurban disembelih, dagingnya harus dibagikan kepada yang berhak menerima, seperti fakir miskin, keluarga dan teman, atau orang-orang yang membutuhkan. Pastikan pembagian daging kurban dilakukan dengan adil dan dalam kuantitas yang memadai agar manfaatnya dapat dirasakan oleh banyak orang.
5. Keterlibatan dalam Proses Aqiqah
Meskipun melaksanakan aqiqah diri sendiri, tetaplah terlibat secara aktif dalam seluruh proses aqiqah. Meskipun memungkinkan menggunakan layanan online untuk memudahkan proses, penting untuk tetap terlibat secara langsung dalam pemilihan hewan kurban, pemotongan, dan pembagian daging. Ini akan memberikan kepuasan batin dan menguatkan ikatan kita dengan ibadah yang sedang dilaksanakan.
Kesimpulan
Melaksanakan aqiqah diri sendiri ketika sudah dewasa adalah permasalahan yang membutuhkan pemahaman yang cermat dan berdasarkan pandangan ulama yang berkompeten. Sementara mayoritas ulama berpendapat bahwa aqiqah ditujukan khusus untuk bayi yang baru lahir, ada beberapa pendapat minoritas yang memperbolehkan aqiqah diri sendiri sebagai bentuk penggantian atau pelaksanaan ibadah yang tertunda.
Bagi yang ingin melaksanakan aqiqah diri sendiri, lakukan dengan niat yang ikhlas, memilih hewan kurban yang sesuai, melibatkan orang yang berkompeten dalam penyembelihan, membagikan daging kurban dengan adil, dan terlibat aktif dalam proses aqiqah. Dengan melakukan hal-hal tersebut, diharapkan aqiqah diri sendiri dapat menjadi ibadah yang diterima oleh Allah SWT dan memberikan manfaat bagi kita dan masyarakat sekitar.
Namun, dalam hal-hal yang berkaitan dengan ibadah dan hukum agama, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan ulama yang berpengalaman dan berilmu. Supaya, mendapatkan penjelasan yang lebih rinci dan berdasarkan konteks masing-masing individu.
Buat Ayah Bunda yang akan menjalankan ibadah aqiqah untuk putra putri tercinta, tapi terkendala lahan, tenaga, dan faktor lainya bisa klik disini untuk jasa catering aqiqah.