Apakah Hikmah dari Pelaksanaan Aqiqah?
image source : Freepik
Hikmah aqiqah didapatkan sebagai akibat karena kita sudah mengamalkan ibadah sesuai dengan ajaran syariat Islam. Setiap syariat atau ajaran yang ditetapkan oleh agama islam lazimnya memiliki hikmah-hikmah tertentu yang bermanfaat bagi umat muslim.
Pengertian Aqiqah
Pengertian aqiqah menurut istilah yaitu proses pemotongan hewan ternak pada hari ketujuh setelah kelahiran bayi. Penyembelihan hewan ternak untuk aqiqah dilakukan sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT. Hal itu juga dilakukan sebagai momen untuk berbagi kepada sesama dan mempererat tali persaudaraan.
Sedangkan dari bahasa Arab, aqiqah adalah istilah yang berasal dari kata Al-Qath’u yang berarti memotong. Kata Al-Qath’u ini memiliki dua pengertian. Makna yang pertama, aqiqah adalah memotong rambut bayi yang baru lahir. Sedangkan makna yang kedua, aqiqah adalah memotong atau melakukan penyembelihan hewan.
Aqiqah merupakan proses yang sesuai sunnah rasul yang dilakukan dengan cara menyembelih hewan ternak lalu membagikannya kepada kerabat dan tetangga. Sementara menurut istilah, aqiqah adalah proses pemotongan hewan ternak pada hari ketujuh setelah kelahiran bayi. Penyembelihan hewan ternak untuk aqiqah dilakukan sebagai wujud rasa syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Hukum aqiqah anak didasarkan pada hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah yang artinya:
“Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya yang disembelih pada hari ketujuh dicukur (rambutnya), dan diberi nama.” (HR. Tirmidzi no.2735, Abu Dawud no.2527, Ibnu Majah no.3165. Dan hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani dalam kitab al- Irwa’ no.1165).
Hukum aqiqah adalah sunnah muakkad menurut jumhur ulama. Sedangkan mengenai tata cara aqiqah sudah dijelaskan oleh para ulama dengan berdasarkan pada hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di atas.
Hikmah Aqiqah
Dalam uraian buku yang berjudul “Akikah dan Kurban Menumbuhkan Kepedulian Umat” yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, menyebutkan sejumlah hikmah ibadah aqiqah dalam kehidupan seorang muslim, diantaranya adalah sebagai berikut :
- Pelaksanaan akikah dapat ditunjukkan sebagai upaya menjalankan sunah dan teladan dari Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
- Berdasarkan sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bahwa pelaksanaan akikah dapat membebaskan anak dari ketergadaian.
- Menurut syariat islam ibadah aqiqah dapat melindungi anak dari setan. Dengan demikian, anak yang telah ditunaikan aqiqahnya akan memperoleh ridha serta pertolongan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
- Akikah merupakan salah satu usaha orang tua untuk menghindarkan anak dari musibah, keburukan moral, penderitaan, dan lain sebagainya.
- Ibadah akikah merupakan bentuk taqarrub, dengan kata lain yaitu pendekatan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan sekaligus sebagai wujud rasa syukur atas karunia lahirnya anak dalam suatu keluarga.
- Aqiqah merupakan sarana menunjukkan rasa syukur dalam melaksanakan syariat Islam.
- Aqiqah dapat mempererat tali silaturahmi diantara anggota masyarakat melalui santapan daging kambing atau domba yang halal.
Adapun hikmah aqiqah dalam kitab “Tarbiyatul Aulad Fil Islam” karya Syekh Abdullah Nashih Ulwan, pelaksanaan aqiqah memiliki beberapa hikmah sebagai berikut:
- Sarana untuk menghidupkan sunnah dari Nabi Muhammad SAW dalam meneladani pengorbanan Nabi Ibrahim AS ketika Allah Subhanahu Wa Ta’ala menebus putra Ibrahim yang tercintanya yaitu Nabi Ismail Alaihis Salam.
- Ibadah aqiqah mengandung unsur perlindungan dari syaitan yang dapat mengusik anak yang baru lahir itu, hal ini sesuai dengan makna hadits yang artinya: “Setiap anak itu tergadai dengan aqiqahnya.” Oleh karena itu, anak yang telah ditunaikan aqiqahnya Insya Allah lebih terlindungi dari gangguan syaitan yang sering mengganggu anak-anak. Hal ini yang dimaksudkan oleh Al-Imam Ibnu Al Qayyim Al Jauziyah yaitu : “bahwa lepasnya dia dari syaitan tergadai oleh aqiqahnya.”
- Aqiqah dilaksanakan sebagai suatu tebusan bagi sang anak agar bisa memberikan syafaat untuk kedua orang tuanya kelak pada hari perhitungan. Hal ini sesuai sebagaimana Imam Ahmad mengatakan : “Dia tergadai dari memberikan syafaat bagi kedua orang tuanya (dengan aqiqahnya).
- Aqiqah merupakan bentuk taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala sekaligus sebagai wujud rasa syukur atas karunia yang dianugerahkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan lahirnya sang anak.
- Aqiqah sebagai salah satu sarana menunjukkan rasa bahagia dalam melaksanakan syariat Islam dan bertambahnya keturunan mukmin yang akan memperbanyak umat muslim Rasulullah SAW pada hari kiamat.
- Pelaksanaan aqiqah dapat memperkuat ukhuwah (persaudaraan) di antara masyarakat, keluarga, dan kerabat.
- Aqiqah sebagai salah satu sarana untuk menghapus gejala kemiskinan dan mewujudkan prinsip keadilan sosial di dalam masyarakat dengan adanya pemberian masakan aqiqah kepada fakir miskin dan dhuafa.
Hikmah aqiqah menurut Drs. Zaki Ahmad dalam bukunya yang berjudul “Kiat Membina Anak Sholeh” menyebutkan manfaat-manfaat yang akan didapat dari aqiqah, diantaranya :
- Aqiqah dapat membebaskan anak dari ketergadaian.
- Sebagai pembelaan orang tua di hari kemudian.
- Dapat menghindarkan anak dari musibah dan kehancuran, sebagaimana pengorbanan Nabi Ismail dan Nabi Ibrahim AS.
- Aqiqah sebagai pembayaran utang orang tua kepada anaknya.
- Pelaksanaan aqiqah sebagai pengungkapan rasa gembira demi tegaknya agama Islam dan keluarnya keturunan yang di kemudian hari akan memperbanyak umat Nabi Muhammad SAW.
- Dapat memperkuat silaturahmi di antara anggota masyarakat dalam menyambut kedatangan anak yang baru lahir
- Merupakan sumber jaminan sosial dan menghapus kemiskinan di masyarakat.
- Dengan melaksanakan aqiqah dapat melepaskan bayi dari godaan syaitan dalam urusan dunia dan akhirat.
Hikmah Pelaksanaan Aqiqah di Hari Ketujuh
Ada sedikit tambahan bagi orang yang akan melaksanakan aqiqah sang anak pada hari ketujuh kelahiran. Perlu diketahui bahwa waktu yang sangat dianjurkan untuk pelaksanaan aqiqah anak menurut hadits yaitu pada hari ketujuh atau satu minggu setelah kelahiran sang bayi. Dengan demikian, sudah pasti ada makna tersirat mengapa kita dianjurkan melaksanakan aqiqah pada hari ketujuh, bukan saat kelahiran bayi. Hal ini tentu saja dikarenakan pada awal kelahiran bayi keluarga disibukkan untuk merawat ibu dan anak. Selain itu, untuk mencari kambing aqiqah juga perlu waktu dan usaha untuk menyiapkannya, andaikan diisyaratkan pada hari pertama kelahiran tentu akan menyulitkan. Jadi, hari ketujuhlah hari yang cukup lapang untuk pelaksanaan aqiqah agar tidak menyulitkan selama persiapan aqiqah. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh murid Asy-Syaukani, Shidiq Hasan Khon Rahimullah.
Kesimpulan Hikmah Aqiqah
Menurut beberapa pendapat diatas mengenai hikmah aqiqah, ada banyak hikmah dan keutamaan yang dapat diambil dan diraih dari proses pelaksanaan ibadah aqiqah, beberapa diantaranya sebagai berikut:
- Aqiqah dapat membantu dalam mewujudkan rasa syukur kepada Allah SWT atas karunia-Nya berupa kelahiran seorang anak yang nantinya anak tersebut diharapkan dapat menjadi penerus yang sholeh dan sholehah bagi keluarganya.
- Melaksanakan aqiqah berarti kita sudah meneladani dan mengikuti sunah dari Rasulullah SAW.
- Aqiqah merupakan momen untuk berbagi kepada sesama dan mempererat tali persaudaraan serta silaturahmi.
- Aqiqah merupakan bentuk perasaan gembira dan upaya membahagiakan kebahagiaan tersebut kepada orang lain.
Selain beberapa hikmah dari pelaksanaan aqiqah di atas, aqiqah juga mempunyai tujuan mendidik seorang anak agar menjadi umat yang dekat dan taat kepada Allah SWT dikarenakan aqiqah adalah tindakan berkurban.
Namun tujuan dan hikmah aqiqah secara khusus adalah sebagai perwujudan rasa syukur dari orang tua sang bayi atas rahmat dan anugerah yang diberikan Allah SWT dalam bentuk kelahiran anak. Semua tujuan dan hikmah akan tercapai apabila pelaksanaan aqiqah dilakukan dengan niat yang tulus dan ikhlas serta mengikuti adab aqiqah yang sudah ditetapkan dalam syariat islam.